Rabu, 01 Januari 2020

PENGERTIAN KEPEMIMPINAN



1.    Menurut Bahasa.
Kepemimpinan dalam bahasa arab berarti riâsah ( رئاسة ) berasal dari akar kata ra’s ( رأس ) yang berarti kepala. Dalam surâh Maryam/ 19 : 4, disebutkanواشتعـل الرأس شيبا  (dan kepalaku telah ditumbuhi uban.) Kata pluralnya  (jama’), ru’us ( رؤوس ). Dalam surâh al-Baqarah/ 2 : 196, disebutkan ولاتحلقوا رؤوسكم  (..dan jangan kamu mencukur kepalamu,...).[1] Kata ra’s ( رأس ) juga bisa berarti atasan segala sesuatu atau pemimpin suatu kaum, diambil dari akar kata ra’asa- yar’asu ( رأس – يرأس   ) yang berarti memimpin dalam memajukan dan mengatur kaumnya.[2]
Dalam kamus bahasa Indonesia, Kepemimpinan berasal dari kata dasar pimpin yang berarti keadaan memimpin. Kata pimpin mendapat awalan me- menjadi memimpin yang berarti; 1) Memegang tangan seseorang sambil berjalan (untuk menuntun, menunjukkan jalan dan sebagainya), 2) Mengetuai atau mengepalai, 3) Memandu, 4) Memenangkan paling banyak dan 5) Melatih (mendidik, mengajar), kemudian mendapat awalan pe-menjadi pemimpin yang berarti orang yang memimpin, orang yang ditunjuk untuk memimpin atau buku petunjuk dan selanjutnya mendapat awalan dan akhiran ke-an menjadi kepemimpinan (leadership)  yang berarti perihal memimpin,[3] kegiatan memimpin.[4]
2.    Menurut Istilah
Dalam Al-Qur’an ada dua istilah yang menujukkan kepada arti ”Pemimipin”, yaitu ; Imam dan Khalifah. Kata Imam ini berasal dari akar kata أم – يـؤم  yang berarti menuju, memimpin dan meneladani.  Adapun kata khalifah berasal dari kata خلف yang berarti di belakang. Maka dari sini kata khalifah  sering diartikan dengan pengganti, karena pengganti selalu berada di belakang. Dan datang sesudah yang digantikan.[5]
Al-Tabrasi, seperti yang dikutip oleh Quresy Syihab, memberikan komentar bahwa antara Imam dan Khalifah mempunyai pengertian yang sama, hanya kata Imam digunakan untuk keteladanan, karena terambil dari kata yang mengandung arti depan, berbeda dengan Khalifah yang mempunyai arti belakang.[6]
Adapun kepemimpinan yang dimaksud dalam tesis ini adalah perihal atau keadaan perempuan dalam memimpin atau memegang suatu jabatan, baik formal maupun non formal.


[1].al-Râghib al-Asfahâni, Mu’jam mufradat alfadz Al-Qur’an, ( Beirut : Dar al-Fikr, tt ), Ct.I, Hal.187
[2] al-Faerûz Abâdî, al-Muhith, ( Beirut ; Dar al-Fikr, 1995 ), Ct.I, Hal.492
[3]Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta; Balai Pustaka, 1989), Ct.II, Hal. 684.
[4]Hadari Nawawi dan M. Martini Hadari mendefenisikan kepemimpinan dari segi organisasi itu sebagai kemampuan/kecerdasan mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah pada tujuan bersama. Adapun unsur-unsur kepemimpinan dikemukakannya antara lain: 1) Adanya seseorang yang berfungsi sebagai pemimpin (leader), 2) Adanya orang lain yang dipimpin, 3) Adanya kegiatan menggerakkan orang lain yang dilakukan dengan mempengaruhi dan mengarahkan perasaan, pikiran dan tingkah lakunya, 4) Adanya tujuan yang hendak dicapai, baik yang dirumuskan secara sistematis maupun bersifat seketika dan 5) Berlangsung berupa proses di dalam kelompok/organisasi, baik besar dengan banyak maupun kecil dengan sedikir orang-orang yang dipimpin. Lihat, Hadari Nawawi dan M. Martini Hadari, Kepemimpinan Yang Efektif (Yogjakarta: Gajah Mada University Press, 1995), Cet. II, Hal. 9 dan 15.  
[5].Quresy Syihab, Secercah Cahaya Ilahi, Hidup bersama Al-Qur’an, ( Mizan : Bandung, 2001, Ct. II, Hal. 47
[6] Oleh karena itu Quresy Syihab menambahkan, bahwa kepemimpinan bukan keistimewaan, tetapi tanggung jawab, bukan fasilitas tapi pengorbanan, bukan leha-leha, tapi kerja keras, bukan kesewenang-wenangan bertindak, tapi kepuasaan dalam melayani. Kepemimpinan adalah keteladanan berbuat dan kepeloporan bertindak. Lihat, Ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar